opini pelayanan di bpad kota tangerang



Apa kabar semua? Semoga selalu sehat dan semangat. Kali ini penulis berniat berbagi pengalaman mengunjungi BPAD Kota Tangerang. Tahun lalu penulis melakukan observasi ke Badan Perpustakaan dan
Arsip Kota Tangerang tepatnya hari Minggu tanggal 1 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB. Perpustakaan ini memiliki layanan sirkulasi, referensi dan internet. Perpustakaan dapat dikunjungi setiap hari, dari senin s/d kamis dibuka pukul 08.00 hingga pukul 15.00, hari jum’at dibuka pukul 08.00 hingga pukul 14.00 dan hari sabtu serta minggu dibuka pukul 09.00 hingga pukul 13.00. Perpustakaan ditutup untuk istirahat pukul 12.00 hingga pukul 13.00.

Pelayanan sirkulasi dilakukan petugas PNS di hari senin s/d jum’at, sedangkan sabtu- minggu dilakukan petugas honorer yang tidak memilki dasar ilmu perpustakaan. Penulis kebetulan dilayani oleh petugas honorer karena hari Minggu. Meski bukan pustakawan, petugas tersebut ramah dan membatu mencarikan buku atau subjek tertentu yang diminta pemustaka yang sekiranya diketahui petugas tersebut. Tersedia pula layanan katalog namun layanan tersebut jarang digunakan karena keberadaannya yang berada di meja sirkulasi dan tidak semua pemustaka tahu apa itu katalog. penulis pun jujur tidak mengunakan layanan referensi tersebut karena merasa tidak membutuhkan sebab penulis ketika SMK dulu sering berkunjung ke perpustakaan ini ketika namanya masih "Perpustakaan Umum" sehingga penulis sudah cukup hafal dengan letak rak dan koleksi apa saja yang mengisi rak tersebut. Alasan lainnya adalah karena penulis merasa segan untuk bertanya karena penulis merasa trauma dengan perlakuan salah satu pustakawan yang bekerja pada hari kerja, pustakawan tersebut kepribadiannya buruk sebab ekspresinya selalu terlihat acuh, kesal dan tidak menyenangkan. Temanku pernah dimarahi dan diberi ekspresi sebal serta perlakuan tidak menyenangkan darinya karena terlambat mengembalikan buku, sebagai pustakawan seharusnya tindakan tersebut tidak diperbolehkan karena dapat membuat pemustaka segan untuk datang dan kenyataannya temanku jadi sangat segan untuk datang lagi terlebih pada hari kerja. Kejadian tersebut pun memberikan efek kepada penulis serta teman lainnya menjadi malas untuk kembali datang dan hanya datang karena terpaksa sebab adanya kebutuhan buku yang harus dipenuhi.

Koleksi yang disediakan terbilang banyak, berasal dari berbagai bidang keilmuan yang dibagi menjadi 2 lantai, lantai 1 diisi koleksi umum dan lantai 2 dikhususkan untuk kitab suci dan kitab kuning. namun sayangnya penulis selama berkunjung ke perpustakaan tersebut hanya pernah ke lantai satunya saja sebab ketidaktahuan penulis akan adanya koleksi yang ada di lantai 2. Hal ini cukup wajar karena tidak adanya semacam kertas pemberitahuan ataupun petunjuk yang memberitahukan adanya koleksi di lantai 2. Sehingga penulis berspekulasi kalau lantai 2 merupakan tempat kerja pustakawan. Permasalahannya kembali pada paragraf sebelumnya karena pengalaman tidak mengenakan penulis terhadap pustakawan membuat penulis selama ini enggan untuk bertanya. Pola pikir tersebut sudah cukup tertanam dalam pikiran penulis karena selama pustakawan tersebut masih seperti itu penulis tidak akan mau untuk bertanya. Kenyataannya kejadian tidak menyenangkan tersebut pun dialami oleh banyak orang yang membuktikan bahawa perilaku pustakawan tersebut dalam melayani pemustaka buruk. Selama penulis melakukan kunjungan ke perpustakaan tersebut selalu sepi hanya segelintir orang yang datang dan yang tiap datang pun berbeda dan jika diperhatikan yang datang ke perpustakaan tersebut kebanyakan hanya sekedar baca di tempat, mengerjakan tugas dan menggunakan fassilitas internet berupa wifi. Pemustaka jarang ada yang meminjam buku karena sepengetahuan saya dari pemustaka tersebut, mereka sangat tidak nyaman dengan layanan yang diberikan pustakwan tersebut. Mengenai koleksi sebenarnya tidak dapat dikatakan lengkap juga karena tidak ada perpustakaan yang koleksinya lengkap. Ketika penulis masih SMK, koleksi yang sering penulis gunakan adalah buku-buku akuntansi, sastra Jepang dan buku referensi seperti ensiklopedia. Di perpustakaan ini terdapat pula buku hiburan sperti novel dan komik namun sayangnya kebanyakan adalah buku-buku lama sehingga tidak terlalu banyak diminati. Pada kunjungan penulis kali ini adalah mencari buku dengan subjek perpustakaan dan bukunya hanya sedikit dapat dihitung dengan jari sehingga penulis cukup kecewa karena buku yang penulis pikir ada ternyata tidak ada.

Penulis mencoba meminjam buku namun tidak bisa sebab peminjaman hanya diperkenankan untuk anggota perpustakaan. Dulu ketika penulis masih SMK sempat ingin membuat, persyaratan yang diperlukan untuk anak sekolah adalah kartu pelajar dan kartu keluarga namun penulis tidak bisa membuat kartu anggotakarena persyaratan kartu keluarga domisili Tangerang. Kemudian persyaratan untuk menjadi anggota umum cukup mudah hanya mengisi form pendaftaran disertai fotokopi ktp domisili Tangerang dan foto 3x4 dua lembar dan lagi-lagi anggota hanya bisa yang berdomisili Tangerang sehingga cukup mengecewakan pemustaka yang buka domisili Tangerang. Pada kunjungan ini akhirnya penulis dapat membuat kartu amggota namun masih sementara karena harus menunggu kartu anggota tercetak untuk dapat meminjam buku. Buku yang dipinjam maksimal 2, hal ini penulis nilai tidak memuaskan untuk kalangan tertentu yang membutuhkan banyak referensi untuk mengerjakan tugas. 

Fasilitas ruangan cukup nyaman dimana banyak disediakan meja-meja untuk membaca pada ruang utama dan ruangan lain seperti ruang story telling yang dkhususkan untuk ruang buku cerita anak dan ruangan referensi yang nyaman dan dingin. Namun yang tidak menyenangkannya adalah koleksi pada rak cukup berantakan, banyak koleksi miring, tidak pada tempatnya dan ada rak yang terlalu banyak menampung koleksi sehingga khawatir rak kayu tersebut akan ambruk. Selain itu ada pula fasilitas kamar mandi dan tempat sholat serta lahan parkir khusus pemustaka. Kemudian ada pula fasilitas rak penyimpanan tas, namun sayangnya kunci rak-rak tersebut sudah tidak ada sehingga sedikit dikhawatirkan adanya kehilangan barang. Adafasilitas komputer namun sayang sudah rusak dan tidak lagi digunakan. Ada pula mesin RFID dan cctv untuk keamanan.

Penulis merasa cukup puas untuk sekedar membaca dan berkunjung tapi kecewa dengan jam buka sabtu-minggu yang sering terlambat. pada kunjungan kali ini penulis merasa seperti dipermainkan karena ini pertama kalinya penulis mengunjungi perpustakaan pada hari Minggu. Seharusnya perpustakaan sudah buka sejam yang lalu namun masih belum dibuka dan gerbang terkunci. Kemudian ada warga di sekitar perpustakaan yang sepertinya melihat saya dan pemustaka lainnya (ada datang dari jauh yaitu serang) gusar untuk menunggu dan hampir saja pulang, warga tersebut mengatkan bahwa petugas perpustakaan yang hari libur memang sering seperti itu sering memperlambat jam buka perpustakaan seakan-akan malas untuk melayani pemustaka karena hari libur. Warga tersebut kemudian membantu kami dengan berusaha menghubungi petugas perpustakaan tersebut untuk segera membuka gerbang adan ternyata petugas tersebut sudah ada di dalam perpustakaan tersebut. Hal yang membuat kami kesal adalah ternyata gerbang tersebut tidak dikunci hanya dikalungkan rantai seakan-akan dikunci dan membuat kami berpikir memang benar petugas tersebut malah dan tidak mau melayani. Kami pun akhirnya masuk dan memang  terlihat petugas tersebut terlihat tidak bersemangat dan memberikan alasan bahwa seharusnya bukan jadwalnya petugas tersebut. Kami pun mendengar desas-desus bahwa petugas yang bekerja pada hari libur yang merupakan petugas honorer (bukan pustakawan) tidak mendapat gaji yang besar sehingga mereka sering malas-malasan seperti itu. Kesimpulan saya ya pustakawan maupun petugas perpustakaan tersebut pelayanannya masih kurang dan dedikasi mereka untuk perpustakaan tidak terlihat. Terlihat dalam cara mereka berperilaku dan menghadapi para pemustaka. Pustakawan pada hari biasa sering acuh bahkan ketika tiba-tiba suasana perpustakaan berisik akibat sebagian pemustaka, mereka hanya diam saja seakan tidak peduli sehingga yang saling mengingatkan adalah pemustaka lain yang terganggu oleh pemustaka yang berisik tersebut.



Intinya, yang penulis alami di perpustkaan ini lebih banyak pengalaman yang tidak menyenangkannya namun penulis masih sesekali datang karena kebutuhan. Penulis sadar bahawa tidak ada yang sempurna dan kesempurnaan hanya milik Allah. Namun sekiranya pustakawan dan petugas perpustakaan dapat membenahi diri dalam melayani pemustaka jika tidak perpustakaan tersebut tidak akan lagi datang ke perpustakaan tersebut, perpustakaan tanpa pemustaka tidak ada artinya. Sejatinya pekerjaan di perpustakaan harus dilakukan dengan sepenuh hati karena banyak manfaat yang akan diterima oleh pemustaka. Pekerjaan melayani jasa ini bukankah mendapat pahala juga karena memudahkan orang lain. Melayani pemustaka dengan baik merupakan tujuan dari adanya perpustakaan dan perpustakaan tanpa tujuan tidaklah berarti. Kurang lebihnya mohon maaf, saya di sini hanya sekedar berbagi pengalaman. Have a nice day!

Share This :

5 Comments

  1. wuih sama kak akunjuga pernah ngalamin :(

    BalasHapus
  2. Happy Tuesday para member setia ANAPOKER, oke gengs kali ini kami mau memberikan info promo terbaru kami yaitu PROMO AJAK TEMAN 10% DENGAN APLIKASI OVO, jadi untuk kalian yang mau mencoba bermain dan mengajak teman kalian semua kalian bisa mengajak sekarang juga dan dapatkan bonus nya serta kemenangannya hanya bersama ANAPOKER selaku agen poker online ternbaik Se-Indonesia, daftarkan teman anda sekarang juga dan mainkan permainan seru yang ada di dalam agen kami, *JOIN WITH FRIEND AND TAKE YOUR BONUS :D .

    Untuk keterangan lebih lanjut, segera hubungi kami di:

    BBM : D8B84EE1 atau AGENS128
    WA : 0852-2255-5128

    Ayo Daftarkan Diri Anda Sekarang Juga :) :D

    BalasHapus

Posting Komentar